Rabu, 09 November 2016

AGAR IBADAH DITERIMA ALLAH

Tidak ada komentar:
**AGAR IBADAH DITERIMA ALLAH**
Penulis : Mulyadi Al-Fadhil, S.Sos.I
Di antara kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang muslim adalah menjadi penyembah Allah yang setia. Kesetiaan seorang muslim kepada Allah ditunjukkan dengan senantiasa beribadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Ibadah menurut para ulama, yaitu ketika terkumpulnya segala sesuatu yang disukai Allah dari perkataan maupun perbuatan, yang dhahir (nampak) maupun yang bathin (tersembunyi). Ibadah yang kita lakukan, menurut para ulama, terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu berupa aktivitas ibadah hati, lisan, dan badan.           
1.      Ibadah Hati
'Ibadul Qalb (ibadah hati) yaitu ibadah yang dilakukan hati kita dengan tujuan karena Allah. Aktivitas ibadah ini tidak terlihat secara jelas, namun akan terlihat ketika seorang muslim sedang menghadapi suatu urusan. Yang termasuk dalam ibadah hati di antaranya tawakkal (berserah diri), shabar (siap dalam menjalani ketentuan llahi), ikhlas (berbuat sesuatu karena Allah semata), al-khauf (rasa takut kepada Allah sehingga menghindarkan diri dari perbuatan maksiat), dan raja' (berharap hanya kepada Allah). Ibadah ini dapat kita lakukan kapan saja dan di mana saja sesuai dengan keinginan kita.
2.      Ibadah Lisan
Ibadah Lisan yaitu ibadah yang dilakukan oleh lisan kita berupa dzikir-dzikir untuk mengingat Allah. Contohnya tahmid (mengucapkan alhamdulillah), takbir (mengucapkan Allahu Akbar), tahlil (mengucapkan kalimat la ilaha illallah), membaca do'a, dan yang sejenisnya. Selain itu, mengajak orang lain untuk amar ma'ruf nahi munkar (berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran) merupakan bagian dari ibadah lisan. Allah SWT berfirman, "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Fushshilat [41] : 33). Firman Allah ini menegaskan bahwa sebaik-baik perkataan adalah yang isinya menyeru untuk taat kepada Allah, memotivasi orang lain melakukan kebaikan, dan mendorong manusia untuk meninggalkan perbuatan maksiat.
Dalam prakteknya, perintah amar ma'ruf nahi munkar harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Maksudnya, bila dengan lisan atau perbuatan akan membahayakan dakwah, diri kita, atau orang lain, maka kita dapat melakukannya dalam hati. Kita dapat mendo'akan orang lain agar segera taubat dan memperbaiki kekeliruanya. 
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah memerintahkan kepada kita bahwa apabila kita melihat kemunkaran, maka kita harus mencegahnya dengan perbuatan atau lisan kita. Namun, bila dengan keduanya kurang tepat karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung, kita pun dapat melakukannya dengan hati kita.
3.      Ibadah Badan 
'Ibadul Jism (ibadah badan) yaitu menjadikan seluruh anggota badan sebagai sarana ibadah kepada Allah. Contohnya ibadah shalat, shaum, haji, atau menolong orang lain, termasuk pekerjaaan hati dan lisan yang dapat terlaksana dengan fisik sebagai sarana pelaksanannya.
***
Syarat Diterimanya Ibadah
Setiap muslim tentu sangat menginginkan ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Namun, tidak sedikit yang ditolak. Kita mungkin sudah merasa khusyu' dan merasa benar dalam pelaksanaannya, tetapi belum tentu diterima. Hanya Allah sajalah yang Mahatahu setiap amal ibadah yang diterima. Karena itu, sebaiknya kita mengetahui syarat dari ibadah yang diterima Allah.
Ibadah yang diterima Allah, setidaknya memenuhi tiga syarat. Yaitu, pertama, ibadah tersebut berdasarkan iman. Tanpa iman, amal apa pun akan tertolak. Karenanya, alasan kita melaksanakan suatu ibadah seharusnya didasari oleh keimanan kepada Allah SWT. Kedua, ikhlasun niyat (niat yang ikhlas). Keikhlasan adalah syarat kedua. Setiap amal yang tidak ikhlas tidak akan diterima Allah. Dan ketiga, ittiba'ur rasul (mengikuti petunjuk Rasulullah). Ibadah apa pun harus senantiasa mengikuti petunjuk Rasulullah SAW. Ibadah yang dilakukan tanpa ada contohnya, menambah atau mengurangi suatu rukun ibadah, maka ibadah tersebut akan tertolak. Karenanya, jangan pernah sekali-kali mengikuti ahli bid'ah, yaitu yang melaksanakan suatu ibadah yang tidak sesuai dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW.

Semoga Allah SWT menggolongkan kita sebagai ahli ibadah yang ikhlas, yang didasari keimanan, dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Wallahu a'lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

 
back to top