Minggu, 13 November 2016

KEMULIAAN ORANG YANG BERIMAN

Tidak ada komentar:
Kemuliaan Orang Yang Berilmu
Oleh :Uti Konsen U.M.
Rasulullah SAW pernah masuk ke sebuah majelis. Di majelis itu, tampak ada dua kelompok :yang pertama sedang berzikir, dan yang kedua sedang mempelajari ilmu. Nabi SAW bersabda, "Kelompok pertama adalah kelompok yang bai. Mudah-mudahan Allah mengampuni merek. Sedangkan kelompok kedua sedang mempelajari ilmu, mudah mudahan Allah membimbing mereka ke jalan yang lurus." Kemudian beliau memilih duduk bersama kelompok majelis ilmu.
Maksud Rasulullah SAW barangkali, merujuk ayat Al Quran yang menyatakan bahwa satu tugas beliau sebagai rasul ialah mengajarkan ilmu. Dalam satu hadis beliau bersabda:"Sesungguhnya aku diutus sebagai seorang yang mengajarkan ilmu."
Orang yang berilmu berbuat kebajikan atas dasar keinsafan dan bukan karena turut-turutan. Orang yang berilmu tidak dapat ditipu, teguh membela keyakinan dan mengerti akan pekerjaannya. Sebab iapun lebih ditakuti setan sehingga Rasulullah SAW.pun bersabda, "Seorang yang benar-benar mengerti lebih lebih ditakuti setan dari seribu orang yang beribadat." (HR.Tarmuzi).
Syeikh syaqib Arsalan dan bukunya : "Mengapa umat Islam terbelakang sedangkan umat non Muslim maju ? "(terjemahan). Salah satu diantara jawabannya adalah karena pernah dalam perkembangan umat Islam, kita lebih mengutamakan majelis zikir daripada majelis ilmu. Padahal Rasulullah SAW. "Jika bangun pagi hari dan membuka satu bab ilmu pengetahuan, itu lebih baik bagi kamu dari pada ibadah semalam suntuk" . Namun yang paling baik, kata Dr.Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya "Meraih Cinta Ilahi", adalah orang yang banyak berzikir dan sekaligus banyak mempelajari ilmu.
Pada suatu waktu Rasulullah SAW.mengatakan sesuatu kepada Ali bin Abi Thalib RA. Dalam waktu yang lama. Karena lamanya itu, para sahabat bertanya-tanya ihwal perbincangan itu. Setelah Ali keluar, ia berkata, "Baru saja Rasulullah SAW membukakan kepadaku satu bab ilmu pengetahuan. Dan dari satu bab itu dibuka lagi seribu bab ilmu pengetahuan yang lain."Sejak saat itu Ali dikenal diantara sahabat orang yang paling tinggi derajat keilmuannya. Dan ini memang telah ditegaskan Rasulullah SAW, sabdanya : "Akulah kota ilmudan Ali-lah pintunya. Barangsiapa yang mau memasuki kota, hendaklah ia datang melalui pintunya."
Begitu mulianya orang yang berilmu,sehingga Nabi SAW Bersabda :" Dua rakaat salat orang yang alim adalah lebih baik daripada seribu rakaat salat orang bodoh." Hadis ini diperkuat dengan hadis lain," Tidur seorang alim lebih baik daripada ibadah seorang jahil," Sedangkan Allah SWT berfirman dalam Al Quran," Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?"(Al-Zumar9).

Kamis, 10 November 2016

ISTIQOMAH DALAM BERIBADAH DAN BERAMAL

Tidak ada komentar:
ISTIQOMAH DALAM BERIBADAH DAN BERAMAL
Sumber: http://groups.yahoo.com/group/pesantren/message/842
Oleh: Ustadz M. Ali Halim

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan :"Tuhan kami adalah Allah SWT"
QS. {41/30}
kemudian mereka istiqomah, maka para malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan) Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah SWT kepadamu (Q.S. Fushshilat :30)
.
Istiqomah menurut etimologi bahasa adalah sedang-sedang atau
tengah-tengah.
Menurut terminologi syara' adalah menetapi jalan yang benar
dengan menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-NYA baik
dhohir (terang-terangan)maupun bathin (tersembunyi). Beberapa sahabat Nabi Saw,ketika ditanya tentang ma'na istiqomah memberikan jawaban yang berbeda-beda : Abu Bakar AsShiddiq menyatakan,istiqomah adalah anda tidak menyekutukan Allah SWT sama sekali. Umar bin Khattab menyatakan engkau menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-NYA dan tidak bersikap seperti musang. Ustman bin Affan berpendapat Istiqomah itu ya ikhlas,sedangkan Ali bin Abi Thalib Istiqomah itu mengerjakan kewajiban-kewajiban. Jadi istiqomah itu adalah Tidak menyekutukan Allah SWT sama sekali, menjalankan perintah-NYA dan meninggalkan larangan-NYA dan semuanya dilakukan dengan secara ikhlas. Sementara sebagian para ulama berkesimpulan bahwa istiqomah terbagi dalam tiga hal:
Istiqomah dalam ucapan; berarti menjaga lisan sesuai dengan ketentuan
syahadat, dibulan puasa ini, hendaknya puasa tidak hanya menahan lapar dan
dahaga saja, namun lisanpun harus ikut berpuasa, jangan sampai berbohong,
mengucapkan kata-kata kotor, berghibah ataupun bergosip ria.
Istiqomah dalam hati, berupa kejujuran dan kemauan, hati adalah anggota tubuh yang paling penting, jika hati kita baik maka akan baik semua sebaliknya jika rusak maka akan rusak semua. Hal tersebut dikarenakan hati adalah pemimipin seluruh tubuh” Kejujuran dalam raga, berupa menjalankan ibadah dan ketaatan dengan sebaik-baiknya.
Iman manusia mengalami fluktuasi naik-turun, manakala iman seseorang
naik, maka akan banyak amal sholehnya. Tapi sebaliknya, bila iman sedang
turun, maka timbul rasa malasuntuk beramal sholeh. Untuk itu kita perlu
istiqomah agar menjaga iman ini selalu stabil dalam beramal sholeh. Hal
tersebut membutuhkan beberapa hal:
Kita perlu menjaga kesholehan kita baik dhahir maupun batin karena kita hidup untuk diuji dan kematian sewktu-waktu menghampiri kita, sehingga kita perlu persipan selalu. Kita harus menetapi keyakinan dan beramal yang benar berdasarkan ajaran Rasulullah SAW dan Salafusholeh.

Kita perlu selalu bersikap moderat sesuai dengan ajaran Islam, tidak ekstrim dan tidak kendor. Seimbang anatara duniawi dan ukhrawi QS. {28/77} "Dan carilah pada apa yang telah deanugrahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) nergi akherat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (QS. Al Qoshash : 77) Kita harus berpakaian dengan akhlak mulia yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan dicontohkan Rasulullah SAW. Taqwa adalah sebaik –baik pakaian QS.:26) "Dan pakaian Taqwa itulah yang paling baik (Al-A'raf:26) Kita perlu pendamping atau kawan yang sholeh agar selalu mengingatkan kita, ketika kita lupa dan bisa saling menasehati dalam kebaikan. Salah satu obat hati adalah berkumpul dengan orang Sholeh.
Semoga kita selau istiqomah dijalan Allah SWT dengan menjalankan Islam
dalam kehidupan kita.
Wallahu'alam.

Rabu, 09 November 2016

AGAR IBADAH DITERIMA ALLAH

Tidak ada komentar:
**AGAR IBADAH DITERIMA ALLAH**
Penulis : Mulyadi Al-Fadhil, S.Sos.I
Di antara kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang muslim adalah menjadi penyembah Allah yang setia. Kesetiaan seorang muslim kepada Allah ditunjukkan dengan senantiasa beribadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Ibadah menurut para ulama, yaitu ketika terkumpulnya segala sesuatu yang disukai Allah dari perkataan maupun perbuatan, yang dhahir (nampak) maupun yang bathin (tersembunyi). Ibadah yang kita lakukan, menurut para ulama, terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu berupa aktivitas ibadah hati, lisan, dan badan.           
1.      Ibadah Hati
'Ibadul Qalb (ibadah hati) yaitu ibadah yang dilakukan hati kita dengan tujuan karena Allah. Aktivitas ibadah ini tidak terlihat secara jelas, namun akan terlihat ketika seorang muslim sedang menghadapi suatu urusan. Yang termasuk dalam ibadah hati di antaranya tawakkal (berserah diri), shabar (siap dalam menjalani ketentuan llahi), ikhlas (berbuat sesuatu karena Allah semata), al-khauf (rasa takut kepada Allah sehingga menghindarkan diri dari perbuatan maksiat), dan raja' (berharap hanya kepada Allah). Ibadah ini dapat kita lakukan kapan saja dan di mana saja sesuai dengan keinginan kita.
2.      Ibadah Lisan
Ibadah Lisan yaitu ibadah yang dilakukan oleh lisan kita berupa dzikir-dzikir untuk mengingat Allah. Contohnya tahmid (mengucapkan alhamdulillah), takbir (mengucapkan Allahu Akbar), tahlil (mengucapkan kalimat la ilaha illallah), membaca do'a, dan yang sejenisnya. Selain itu, mengajak orang lain untuk amar ma'ruf nahi munkar (berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran) merupakan bagian dari ibadah lisan. Allah SWT berfirman, "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Fushshilat [41] : 33). Firman Allah ini menegaskan bahwa sebaik-baik perkataan adalah yang isinya menyeru untuk taat kepada Allah, memotivasi orang lain melakukan kebaikan, dan mendorong manusia untuk meninggalkan perbuatan maksiat.
Dalam prakteknya, perintah amar ma'ruf nahi munkar harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Maksudnya, bila dengan lisan atau perbuatan akan membahayakan dakwah, diri kita, atau orang lain, maka kita dapat melakukannya dalam hati. Kita dapat mendo'akan orang lain agar segera taubat dan memperbaiki kekeliruanya. 
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah memerintahkan kepada kita bahwa apabila kita melihat kemunkaran, maka kita harus mencegahnya dengan perbuatan atau lisan kita. Namun, bila dengan keduanya kurang tepat karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung, kita pun dapat melakukannya dengan hati kita.
3.      Ibadah Badan 
'Ibadul Jism (ibadah badan) yaitu menjadikan seluruh anggota badan sebagai sarana ibadah kepada Allah. Contohnya ibadah shalat, shaum, haji, atau menolong orang lain, termasuk pekerjaaan hati dan lisan yang dapat terlaksana dengan fisik sebagai sarana pelaksanannya.
***
Syarat Diterimanya Ibadah
Setiap muslim tentu sangat menginginkan ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Namun, tidak sedikit yang ditolak. Kita mungkin sudah merasa khusyu' dan merasa benar dalam pelaksanaannya, tetapi belum tentu diterima. Hanya Allah sajalah yang Mahatahu setiap amal ibadah yang diterima. Karena itu, sebaiknya kita mengetahui syarat dari ibadah yang diterima Allah.
Ibadah yang diterima Allah, setidaknya memenuhi tiga syarat. Yaitu, pertama, ibadah tersebut berdasarkan iman. Tanpa iman, amal apa pun akan tertolak. Karenanya, alasan kita melaksanakan suatu ibadah seharusnya didasari oleh keimanan kepada Allah SWT. Kedua, ikhlasun niyat (niat yang ikhlas). Keikhlasan adalah syarat kedua. Setiap amal yang tidak ikhlas tidak akan diterima Allah. Dan ketiga, ittiba'ur rasul (mengikuti petunjuk Rasulullah). Ibadah apa pun harus senantiasa mengikuti petunjuk Rasulullah SAW. Ibadah yang dilakukan tanpa ada contohnya, menambah atau mengurangi suatu rukun ibadah, maka ibadah tersebut akan tertolak. Karenanya, jangan pernah sekali-kali mengikuti ahli bid'ah, yaitu yang melaksanakan suatu ibadah yang tidak sesuai dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW.

Semoga Allah SWT menggolongkan kita sebagai ahli ibadah yang ikhlas, yang didasari keimanan, dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Wallahu a'lam bishshawab.

EMPAT TIPE MANUSIA

Tidak ada komentar:
EMPAT TIPE MANUSIA
Sumber: Ar-Risalah

Dalam kehidupan tentunya kita tidak akan luput dari yang namanya masyarakat sosial, karenanya kita dituntut agar dapat memilih dan menentukan teman dalam bergaul. Teman sangat berpengaruh besar dalam menentukan prilaku dan perbuatan kita dimasa depan, berikut bebrapa tipe-tipe manusia yang perlu kita ketahui:
1.      Para ulama adalah tipe makanan bergizi.
Bergaul dengan mereka adalah keuntungan yang nyata, karena kebutuhan kita yang demikian besar kepada mereka. Ibarat makan yang kita butuhkan pagi, siang dan malam, pergaulan dengan mereka mutlak harus kita lakukan. Mereka memahami perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya, tipu daya musuh-musuh Allah, penyakit-penyakit hati beserta obatnya, juga keteladanan dalam kesetiaan kepada Allah dan Rasulullah.
2.      Tipe obat adalah tipe yang kita perlukan sekedarnya saat kita sakit.
Jika kita sehat, kita tidak memerlukan untuk bergaul dengan tipe ini. Bukankah obat tidak kita perlukan saat sehat badan? Mereka adalah para profesional dalam urusan muamalat, bisnis dan semacamnya. Kita membutuhkan mereka untuk memperlancar urusan maisyah (mata pencaharian) kita.
3.      Ada tipe penyakit, bergaul dengan mereka berarti mengkonsumsi penyakit.
Setelah kita tertular, seringkali butuh waktu lama untuk menyembuhkannya. Mereka adalah orang-orang yang tidak membawa keuntungan dunia akhirat, namun malah merugikan. Salah satunya atau kedua-duanya.
4.      Ada juga pergaulan yang bisa membinasakan kita secara total. Ini adalah tipe racun.
Tidak ada kebaikan sama sekali bergaul dengan mereka. Para ahli bid'ah, penghalang sunnah, penyeru kesesatan serta dai-dai kemaksiatan termasuk dalam kategori ini. Sebagai hamba yang berakal tentu saja kita wajib menjauhi mereka sekuat tenaga.
Akhirnya, membersihkan hati salah satunya dengan menyelamatkan hati dari racun-racun yang ada.
Semoga kita berhasil. Wallahu Musta'an.

Setelah mengetahui tipe-tipe tersebut hendaknya kita selalu waspada dalam memilah teman karena dampak yang akan di timbulkannya sangat lah besar. Semoga apa yang kita bagiakan dapat bermanfaat dunia dan akhirat, terima kasih jangan lupa like and share ya... ^_^

TUJUH (7) KIAT MENANGKAL VIRUS UKHUWAH

Tidak ada komentar:

TUJUH (7) KIAT MENANGKAL VIRUS UKHUWAH
Sumber: Ar-Risalah

Dalam surat Al Hujurat (QS 49) Allah SWT memaparkan 7 kiat bagi kita untuk menangkal virus-virus ukhuwwah yang bisa menghancurkan shaf ukhuwwah yang telah dibina.
1.      Tabayyun
Tabayyun berarti mencari kejelasan informasi dan mencari bukti kebenaran informasi yang diterima. Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49:6)
2.      ‘Adamus Sukhriyyah
Artinya tidak memperolok-olokkan orang atau kelompok lain. Firman Allah
SWT:
 “Wahai orang-orang yang beriman janganlah satu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan).” (QS 49:11)
Saat ini terdapat banyak kelompok atau organisasi dakwah. Harus kita sadari bahwa diantara kelompok-kelompok dakwah tersebut terdapat perbedaan yang prinsipil maupun yang tidak prinsipil. Perbedaan dalam menentukan al-hadaful a'la (sasaran tertinggi) termasuk dalam masalah prinsip.
Kondisi ini memancing suasana tanafus (persaingan) yang kadang bentuknya tidak sehat. Persaingan ini akan semakin tidak sehat dengan tampilnya oknum-oknum yang senang melontarkan ungkapan-ungkapan bernada cemooh persaingan.
Berhimpunnya kelompok-kelompok dakwah dan harakah yang ada di bumi sekarang ini adalah suatu mimpi indah. Sebagaimana yang ditulis DR. Yusuf Qardhawi, maka kesatuan wala' (loyalitas) dan tumbuhnya suasana ta'awun dalam menghadapi konspirasi para thaghut adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar lagi. Dan kalaupun hal ini belum terwujud karena ada beberapa hal yang belum bisa kita lakukan, maka tidak mampukah kita sekadar meninggalkan tradisi sukhriyyah dan perasaan ana khairun minhu (saya lebih baik daripadanya) seperti yang dinyatakan iblis???
3.      ‘Adamul Lamz
Maksudnya tidak mencela orang lain. Ini ditegaskan dengan firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mencela diri sendiri'. Mencela sesama muslim, oleh ayat ini dianggap mencela diri sendiri, sebab pada hakekatnya kaum muslimin dianggap satu kesatuan. Apalagi jika celaan itu adalah masalah status dan standar kebendaan. Allah sendiri menyuruh Rosul dan orang-orang yang mengikutinya untuk bersabar atas segala kekurangan orang-orang mukmin. (lLihat QS, 18:28).
4.      Tarkut Tanabuz
Yakni meninggalkan panggilan dengan sebutan-sebutan yang tidak baik terhadap sesama muslim. Ini berdasarkan firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu saling memanggil dengan sebutan-sebutan (yang buruk).” (QS 49:11).
Tanabuz dalam bentuk yang paling parah adalah berupa pengkafiran terhadap orang yang beriman. Pada kenyataannya masih saja ada orang atau kelompok yang dengan begitu mudahnya menyebut kafir kepada orang yang tidak
tertarik untuk masuk ke dalam kelompok tersebut.
5.      Ijtinabu Katsirin minadzdzan
Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.” (QS 49:12).
Pada dasarnya seorang muslim harus berbaik sangka terhadap sesamanya, kecuali jika ada bukti yang jelas tentang kesalahan tersebut. Dan sebaliknya, kepada orang kafir dan musuh Islam, kaum muslimin harus menaruh curiga bila mereka bermanis budi. Allah SWT sendiri menegaskan: “Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan harta-harta mereka untuk mengahalangi manusia dari jalan Allah.” (QS 8:36).
6.      Adamut Tajassus
‘Adamut Tajassus adalah tidak mencari-cari kesalahan dan aurat orang lain. Perbuatan ini amat dicela Islam. Allah SWT amat suka bila kita berusaha menutup aib saudara kita sendiri. Firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan (dan aurat) orang lain.” (QS 49:12)
7.      Ijtinabul Ghibah
Allah SWT menegaskan: “Dan janganlah kamu sekalian menggunjing sebagian lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?…”
Ghibah sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah SAW adalah menceritakan keburukan dan kejelekan orang lain. Ketika seseorang menceritakan kejelekan orang lain, maka ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika yang diceritakannya benar-benar terjadi maka itulah ghibah. Kedua, jika yang diceritakannya itu tidak terjadi berarti ia telah memfitnah orang lain.
Begitu besarnya dosa ghibah, sampai Allah SWT menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.
Jangan meremehkan dosa! Sebab banyak manusia yang masuk neraka dan menjadi penghuninya disebabkan dosa-dosa yang mereka anggap ringan. Seperti juga banyak manusia yang terjerumus dalam perbuatan zina karena meremehkan pandangan mata. Mengira tidak ada pengaruh negatif dari mata mereka yang liar, memandang hal-hal yang diharamkan Allah.
Padahal, pandangan adalah utusan syahwat. Membakar gairah, memunculkan bermacam keinginan –yang sebagiannya bisa jadi kita tidak mampu bersabar menanggung akibatnya-, meracuni hati dan meninggalkan luka padanya, juga menghasilkan penyesalan. Bukankah ia adalah salah satu panah beracunnya Iblis, laknatullah ‘alaihi?
8.      Racun-racun yang Lain
Selain banyak memandang, ada hal-hal lain yang tampak sepele namun sesungguhnya sangat membahayakan hati kita. Perkara-perkara ini akan memunculkan iradah (keinginan) yang menyimpang, menyebabkan hati menjadi sakit, kemudian menghancurkannya. Maka menjadi sangat penting bagi pendamba hati yang bening untuk mewaspadainya.
1)      Banyak Bicara
Yang pertama adalah banyak bicara. Kenapa? Umar bin Khathab berkata, “Barangsiapa yang banyak bicaranya, banyak kesalahannya. Barangsiapa yang banyak kesalahannya, akan banyak dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya,maka neraka adalah tempat yang pantas baginya.” Maka, hati-hatilah jika berbicara! Agar untaian kata yang meluncur keluar dari lisan kita, bukanlah kata-kata yang sia-sia tanpa makna.
Gerakan lisan adalah gerakan anggota tubuh paling ringan,.yang justeru karena ringannya ini, banyak ucapan yang mendatangkan madharat bagi manusia. Di samping permusuhan, kebencian dan akibat negatif yang lain, banyak berbicara juga akan mengeraskan hati, kemudian menjauhkan mereka dari Allah. Bisa saja mereka mengucapkan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa menyadarinya, kemudian kita masuk neraka karenanya. Naudzubillahi min dzalika!
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, ada manusia mengucapkan kalimat yang dianggapnya biasa, namun dia terjun ke neraka sejauh tujuh puluh tahun karenanya.” (HR. at Tirmidzi.) Umar bin Khathab pernah mengunjungi Abu Bakar yang sedang menarik lidah dengan tangannya. “Inilah benda yang akan menjerumuskanku ke neraka,” Abu Bakar menjawab pertanyaan Umar.
Marilah bermohon kepada Allah, agar untaian kalimat yang kita ucapkan membawa keuntungan dan manfaat bagi agama, dunia dan akhirat. Agar kita bisa berbicara yang baik-baik, atau diam saja. Ibnu Mas'ud berkata, “Wahai lisan, ucapkanlah kalimat yang baik-baik, niscaya kamu akan beruntung! Diamlah dari mengucapkan yang buruk-buruk, niscaya kamu akan selamat sebelum menyesal!”
Maka, kebersihan hati bisa dirasakan lewat lisan. Karena ucapan mengisyaratkan apa yang terpendam dalam hati, baik kita sadar ataupun tidak. Yahya bin Mu'adz berkata, ”Hati ibarat kuali yang mendidihkan isinya. Sedang lisan ibarat centong pengambilnya.” Artinya, jika dengan centong kita bisa merasakan rasa satu masakan, kita juga bisa mencicipi hati seseorang lewat lisannya. Maka benarlah sabda baginda Rasulullah, “Iman seseorang tidak akan lurus sebelum hatinya lurus sedang hati tidak akan lurus sebelum lisannya lurus.”
2)      Banyak Makan
Salah satu yang bisa membuat hati menjadi lembut, daya pikir menguat, hawa nafsu dan sifat marah melemah, adalah laparnya perut. Maka alangkah bagusnya jika kita bisa makan seperlunya dan tidak berlebihan. Sebab banyak makan termasuk salah satu racun hati, yang akan memberi akibat sebaliknya dari hal-hal di atas.
Rasulullah bersabda, “Tidak ada bejana yang diisi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga perutnya untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya! ” (HR.at Tirmidzi). Kemajuan bidang kuliner yang luar biasa, menyediakan makanan lezat berlimpah di sekitar kita. Jika tidak waspada, kita akan tergoda mencobanya. Kadang kita malah tidak peduli dengan kehalalannya. Bejana paling buruk ini memang bisa menyeret kita pada makan secara berlebihan. Banyak makan membuat kita banyak minum, kemudian banyak tidur. Setelah itu banyak hal buruk yang mengintai sebagai akibatnya.
Obesitas (kegemukan) adalah salah satu contohnya. Ada lagi kekenyangan yang seringkali membuat kita malas dan berat mengerjakan ibadah, juga dorongan untuk berbuat maksiat yang lebih kuat. Bukankah banyak kemaksiatan yang berawal dari perut yang kekenyangan? Maka, barangsiapa yang bisa menjaga perutnya dari keburukan, sesungguhnya dia telah menjaga dirinya dari keburukan yang lebih besar.
Seperti ucapan Ibrahim bin Adham,”Barangsiapa memelihara perutnya, akan terpelihara diennya. Barangsiapa mampu menguasai rasa laparnya, akan memiliki akhlak yang baik. Karena sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah itu jauh dari hamba yang lapar, dan dekat kepada hamba yang kenyang .”
3)      Banyak Bergaul
Kuper alias kurang pergaulan? No way! Demikian ucapan yang sering kita dengar di telinga. Seolah-olah hal itu adalah keburukan total yang tidak ada kebaikan lagi baginya. Karena itu, banyak yang kemudian berlomba menjadi manusia gaul, sepertinya bagus dan keren jika disebut begitu. Banyak media, -cetak maupun elektronik- yang memandu penikmatnya cara-cara gaul paling moderen, lengkap dengan segala pernik-perniknya. Benarkah bergaul banyak, bermanfaat banyak? Jawabannya, tidak selalu! Karena bergaul ibarat makanan. Tidak semuanya lezat dan menyehatkan. Banyak juga makanan yang tampak membangkitkan selera, ternyata adalah junk food (makanan sampah), yang bukan saja tidak memberikan gizi seimbang, namun malah membahayakan kesehatan. Yang lezat dan bergizi saja jika berlebihan juga bisa menimbulkan akibat negatif.

Seperti itu juga bergaul. Ia bisa menambah ilmu dan wawasan, memperluas jaringan pertemanan, atau sebagai realisasi ke-makhluk sosial-an kita, yang karenanya menjadi baik dan dibutuhkan asal tidak berlebihan. Namun banyak juga bentuk bergaul yang malah menimbulkan madharat. Membuat kita akrab dengan maksiat dan kejahatan, atau minimal mengurangi nilai ibadah kita.
Dalam bergaul, ada empat tipe manusia. Ketepatan kita mengklasifikasikannya akan membantu kita memilih mana yang bisa kita ajak bergaul, dan mana yang harus kita singkiri. 
Kesalahan melakukan klasifikasi akan mendatangkan bencana yang merugikan. 
 
back to top